Rabu, 12 September 2012

Masuklah pada-Ku seorang diri


Allah berseru pada hamba-Nya,

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!

Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!

Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.

Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa.

(Dari kitab ‘Al-Mawaqif wal Mukhtabat’, Imam An-Nifari, copas dr blog m.Herry)
Seorang sufi wanita terkenal dari Bahsrah, Rabi'ah Al- Adawiyah (w. 165H) ketika berziarah ke makam Rasul Saw. pernah mengatakan: "Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu tapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena te
lah penuh cintaku pada Allah Swt". Tentang cinta itu sendiri Rabiah mengajarkan bahwa cinta itu harus menutup dari segala hal kecuali yang dicintainya. Bukan berarti Rabiah tidak cinta kepada Rasul, tapi kata-kata yang bermakna simbolis ini mengandung arti bahwa cinta kepada Allah adalah bentuk integrasi dari semua bentuk cinta termasuk cinta kepada Rasul. Jadi mencintai Rasulullah Saw. sudah dihitung dalam mencintai Allah Swt. Seorang mukmin pecinta Allah pastilah mencintai apa apa yang di cintai-Nya pula. Rasulullah pernah berdoa: "Ya Allah karuniakan kepadaku kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diriku pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih aku cintai dari pada air yang dingin."

Selanjutnya Rabiah -yang sangat terpandang sebagai wali Allah karena kesalehannya- mengembangkan konsep cinta yang menurut hematnya harus mengikuti aspek kerelaan (ridha), kerinduan (syauq), dan keakraban (uns). Selain itu ia mengajarkan bahwa cinta kepada Tuhan harus mengesampingkan dari cinta-cinta yang lain dan harus bersih dari kepentingan pribadi (dis-interested). Cinta kepada Allah tidak boleh mengharapkan pahala atau untuk menghindarkan siksa, tetapi semata-mata berusaha melaksanakan kehendak Allah, dan melakukan apa yang bisa menyenangkan-Nya, sehingga Ia kita agungkan. Hanya kepada hamba yang mencintai-Nya dengan cara seperti itu, Allah akan menyibakkan diri-Nya dengan segala keindahannya yang sempurna. Rumusan cinta Rabiah dapat di simak dalam doa mistiknya: "Oh Tuhan, jika aku menyembahmu karena takut akan api neraka, maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembahmu karena berharap surga, maka campakanlah aku dari sana; Tapi jika aku menyembahmu karena Engkau semata, maka janganlah engkau sembunyikan keindahan-Mu yang abadi."
Aku terlahir dari keluarga yg sederhana dan cukup.... Hidupku biasa-biasa saja, terkadang Enak penuh berkah dilain waktu terkadang juga sulit, iyahh…Ada bahagia, ada duka, ada kepedihan, ada kegagalan...dan juga ada kegembiraan, silih berganti ….ada pula ragu dan bimbang. Ada canda dan Tawa…Semuanya mengalir begitu saja semua aku lalui dengan sabar penuh rasa syukur.

Begitu banyak peristiwa hidup

yang kualami,…Setiap waktu setiap saat silih berganti hari demi hari didalam berbagai kesibukan aktifitas ini, aku tetap menjalin komunikasi dengan siapa saja…Bila saatnya tiba perutku lapar kusantap pula hidangan yang ada, walaupun apa adanya tetap terasa nikmatnya…bila keuangan mencukupi aku dan keluarga ku keluar berlibur...jalan2 Bersantai ria melepas kepenatan hidup ini sambil menghirup hangatnya udara alam semesta raya ini…

Diriku manusia biasa seperti yg lainnya...yg mengarungi kehidupannya, mencari jati dirinya, belajar dan berkarya..
Dilain waktu dan kesempatan aku pun akan sangat serius apabila ada masalah. Namun, saat ke-haru an dan kesedihan menghampiri…tanpa kusadari aku pun dapat merintih dan menangis …namun sbg manusia biasa Aku tetap mempunyai emosi dan amarah….Tetapi semua akan hilang begitu saja seiring berjalannya waktu, saat aku terlelap dalam mimpi-mimpi indah dalam tidurku…seperti yang lainnya aku juga punya impian, maka aku terus bekerja dan berusaha mencari nafkah utk Istriku dan anak2ku sembari kutatap keatas langit biru menggantungkan cita-citaku setinggi langit….bila kesunyian malam datang menjelang dalam keheningan kalbuku, aku berintrospeksi diri…diringi doa kepada sang Illahi…Memohon petunjuk, Rahmat dan HidayahNya dalam mencari diriku yg sesungguhnya....memohon kesadaran Jiwa utk meraih RidhaNya.